Hubungan Manusia dengan Allah SWT - Untuk bisa menjelaskan hubungan Manusia dengan Allah SWT, mestilah kita kembali kepada Qur’an, lalu setelah itu mencari penjelasan lain yang ternaktup dalam Hadist Nabi Muhammad saw.
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah...”(Q.S Al-Baqarah:30)
Maka penjelasan ayat tersebut, Allah hendak menciptakan Makhluk (Manusia) yang tugasnya adalah menjadi seorang Khalifah (Pemimpin) di muka bumi. Lalu penjelasan selanjutnya mengenai fungsi dan tugas dari pada penciptaan manusia selain sebagai Khalifah adalah kita mesti kembali mencari ayat-ayat dalam Qur’an yang berkaitan dgn subjek pembahasan “Manusia dengan Allah”.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(Q.S. Az-Zariyat:56)
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(Q.S. Al-Bayyinah:5)
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”(Q.S. Al-An'am:162)
Maka teranglah sudah mengenai tujuan penciptaan manusia, sekaligus tugas mereka dimuka bumi melainkan hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Lalu bagaimanakah bentuk pengabdian yang mesti dijalankan oleh seorang Manusia, yaitu dengan mengikuti petunjuk yang terdapat didalam Qur’an dan kitab-kitab (wahyu) yang diturunakan sebelumnya seperti Zabur, Taurat dan Injil. Membenarkan bahwa ianya (kitab-kitab) adalah Firman Allah SWT, namun kita tidak dapat pungkiri bahwa kitab-kitab sebelumnya sudah mengalami perubahan yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia, oleh karenaya Al-Qur’an sebagai Al furqaan, yakni yang membedakan “Kebenaran” yang telah diturunkan, dari kepalsuan. Terutama untuk mengesahkan kitab-kitab sebelumnya. Setiap kali Al-Qur’an menilai suatu hal dalam kitab sebelumnya sebagai sesuatu yang palsu, berarti itu bukan berasal dari Tuhan Yang Satu (ALLAH SWT).
Didalam Al-Qur’an ada banyak ayat bebicara tentang pengabdian seorang manusia sebagai Hamba Allah SWT yaitu dengan menyatakan keimanan bahwa “Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad adalah RasulNya” barulah ia menuju kejenjang selanjutnya, seperti mengerjakan perintah-perintah Allah SWT seperti sholat, puasa, zakat, berhaji, berbuat kebajikan dan seterusnya. Maka barulah kita bisa melihat hubungan sesungguhnya dari seorang Hamba kepada TuhanNya dan diberi ganjaran pahala beserta surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Adapun seorang manusia yang ingkar daripada kebenaran TuhanNya, maka balasan yang akan diberikan berupa siksa yang pedih dalam Neraka yang didalamnya terdapat api yang menyala-nyala. Nauzubillah Min Dzalik, semoga kita bukan bagian dari manusia yang ingkar dan durhaka kepada Tuhan (Allah SWT), Aamiin Insya Allah.
Demikianlah penjelasan lengkap tentang Hubungan Manusia dengan Allah SWT. Semoga bermanfaat, jangan lupa baca juga Hubungan Allah SWT dengan Manusia.