Friday, June 9, 2017

Pengaruh Islam Terhadap Seni Budaya Lokal

Pengaruh Islam Terhadap Seni Budaya Lokal - Sebelum masa kesultanan Islam, di Nusantara terlebih dahulu sudah berdiri kerajaan-kerajaan besar hindu dan Buddha. Ajaran yang ada di dalam agama Hindu – Buddha mudah diterima oleh penganut Animisme dan Dinamisme. Pada abad ke 5 M penduduk menganut agama tersebut.
Alasannya ialah sebagai berikut:

1.    Pengaruh politis penguasa saat itu.
2.    Pengalihan dari agama nenek moyang ke agama Hindu – Buddha mudah diterima.

Pengaruh Hindu-Buddha saling melengkapi dan memeperkaya kebudayaan Nusantara. Ciri khas budaya Nusantara masih tetap ada. Ini terbukti dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah dan adat istiadat serta tradisi yang bersumber dari agama Hindu – Buddha. Pengaruh ajaran Hindu – Buddha telah bercampur dalam kehidupan masyarakat Nusantara yang melahirkan perubahan bagi perkembangan kebudayaan dan tradisi masyarakat.

Ketika Islam mulai hadir sebagai agama baru di pesisir wilayah Nusantara, agama islam dapat diterima oleh penduduk. Karena sikap bersahabat para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia. Islamisasi dilakukan melalui proses perdagangan, kegiatan perkawinan, dan sosial. Pengaruh agama Islam semakin tampak dalam kehidupan  masyarakat Indonesia. Seperti budaya local yang banyak dipengaruhi ajaran Hindu – Buddha, di pengaruhi oleh ajaran Islam. Yang membuat budaya itu lebih unik, menarik, dan menambah kekayaan budaya Nusantara.

Untuk lebih jelasnya, kita bisa mengidentifikasi pengaruh-pengaruh Islam terhadap peradaban bangsa Indonesia sehingga membentuk tradisi-tradisi khusus dari beberapa aspek berikut ini.

Islam dan Seni Budaya

Tradisi Islam yang tampak memengaruhi budaya local dapat dilihat dari seni arsitektur, seni suara, seni ukir dan batik, dan kesastraan. Pengaruh Islam juga dapat dijumpai dalam seni-seni tradisional Nusantara,seperti  pergelaran wayang, tari-tarian, lagu-lagu yang bernafasan Islam, dan seni satra.

Untuk lebih jelasnya ialah sebagai berikut.
a.    Seni Bangunan
Peninggalan Islam yang berupa fisik adalah arsitektur bangunan atau seni bangunan.  Masjid yang dibangun di Indonesia tidak serta merta melambangkan keislaman. Arsitektur yang digunakan adalah perpaduan antara Islam dan Hindu atau Jawa. Contoh arsitektur bangunan adalah Masjid Agung Demak, makam, dan lain-lain.

b.    Seni Rupa
Dengan datangnya agama Islam di Nusantara ternyata membawa pengaruh juga terhadap budaya lokal, salah satunya terhadap seni rupa. Seni ukir. Ajaran agama Islam melarang berkreasi makhluk bernyawa ke dalam seni. Larangan di pegang para penyebar Islam Indonesia. Sebagai pengganti kreativitas, mereka aktif membuat kaligrafi serta ukiran tersamar. Misalnya bentuk dedaunan, bunga, bukit-bukit, karang, pemandangan, serta garis-garis geometris. Termasuk ke dalamnya pembuatan kaligrafi huruf Arab

Dalam seni ukir dan batik, dapat dilihat dari prakarsa Sunan Kalijaga yang menampilkan motif/gambar burung. Burung dalam bahasa Kawl (Jawa Kuno) berarti kukila. Kata tersebut ditulis dalam bahasa Arab menjadi qu dan qila, artinya “jagalah ucapanmu sebaik-baiknya”.

c.    Aksara dan Seni Sastra
Dalam perkembangannya, Bahasa Arab di gunakan juga oleh para muslim non-Arab dalam berbagai kegiatan agama, terutama shalat dan mengaji. Penggunaan huruf Arab  di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di Leran Gresik, yang diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam perkembangan selanjutnya, pengaruh huruf dan Bahasa Arab terlihat pada karya-karya satra di wilayah-wilayah yang keIslamanya lumayan kuat, seperti di Sumatra, Sulawesi, Makassar dan Jawa. Penulisan huruf Arab berkembang pesat ketika karya-karya yang bercorak Hindu-Budha diusupi unsur-unsur Islam. Huruf yang lebih banyak dipergunakan adalah aksara Arab gundul (pegon).

Seni sastra. Seperti India, Islam pun memberi pengaruh terhadap sastra Nusantara. Sastra bermuatan Islam terutama berkembang di sekitar Selat Malaka dan Jawa. Sastrawan Islam melakukan gubahan baru atas Mahabrata, Ramayana dan Pancatantra. Hasil gubahan misalnya Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Perang Pandawa Jawa, Hikayat Seri Rama, dan lain-lain

d.    Seni Tari dan Musik
Dalam bidang seni tari dan musik, budaya Islam hingga sekarang begitu terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dalam perjalanannya, kebudayaan Islam sebelum masuk ke wilayah Indonesia telah dahulu bercampur dengan kebudayaan lain, misalnya kebudayaan Afrika Utara, Persia, anak Benua India, dan lain-lain. Dan telah menjadi hukum alam, bahwa setiap tarian memerlukan iringan musik. Begitu pula seni tari Islami, selalu diiringi alunan musik sebagai penyemangat sekaligus sebagai sarana perenungan.

a.    Qasidah
Qasidah artinya suatu jenis seni suara yang menampilkan nasehat-nasehat keislaman. Dalam lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasehat-nasehat, shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi dengan musik rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah ketika Rasulullah SAW di sambut dengan meriah di Madinah.

b.    Tari Zapin
Tari Zapin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zapin diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya berirama padang pasir atau daerah timur tengah. Tari Zapin biasa di pentaskan pada upacara atau perayaan tertentu, misalnya : khitanan, perbikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya.

Lazimnya tarian-tarian ini dipraktikkan di daerah pesisir laut yang pengaruh Islamnya kental, karena daerah pesisir merupakan tempat pertama kali Islam berkembang, baik sebagai kekuatan ekonomi, sosial, budaya, dan politik.